Jumat, 06 Februari 2015

Doa Yang kita Butuhkan

Doa yang sangat kita perlukan Ada sebuah doa yang biasa dibaca oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Isi doa ini bila kita renungkan dalam-dalam ternyata sangat mencakup berbagai permintaan yg sangat kami perlukan. Sebab semuanya sering mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. Coba perhatikan: Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau – lihat disini - biasa berdo’a dgn do’a sebagai berikut; “Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kebodohanku, dan perbuatanku yang berlebihan dlm urusanku, dan ampunilah kesalahanku yg Anda lebih mengetahui daripadaku. Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kemalasanku, kesengajaanku, kebodohanku, gelak tawaku yg semua itu ada pada diriku. Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yg sudah berlalu, dosa


yang mendatang, dosa yg aku samarkan serta dosa yang ane perbuat dgn terang-terangan, Engkaulah yg mengajukan & Engkaulah yang mengakhirkan, serta Lw Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (HR Bukhari – Shahih) Tema sentral di dalam doa ini ialah seorang hamba Allah subhaanahu wa ta’aala memohon ampunan-Nya. Setidaknya ada tigabelas poin yang diajukan hamba tersebut kepada Rabb-nya. Semuanya ia harapkan diampuni oleh Allah subhaanahu wa ta’aala: Pertama, “Ya Allah, ampunilah kesalahanku”. Kesalahan dapat mencakup perintah Allah yang dilalaikannya atau larangan Allah yg dilanggarnya. Kedua, “Ya Allah, ampunilah kebodohanku”. Manusia tak luput dari kebodohan. Tak ada manusia yg mempunyai pengetahuan sempurna. Serta


kebodohan seseorang seringkali menyebabkan tingkahlaku yg tak terpuji. Sehingga ia perlu memohon ampunan Allah subhaanahu wa ta’aala atas kebodohan dirinya. Ketiga, “Ya Allah, ampunilah perbuatanku yang berlebihan dlm urusanku”. Terkadang kita mengerjakan suatu perbuatan secara tak adil atau tdk proporsional. Perbuatan berlebihan tersebut sangat mungkin menyakiti hati bahkan menzalimi org lain. Maka kami berharap ampunan Allah atas perbuatan berlebihan di dlm beragam urusan. Keempat, “Ya Allah, ampunilah kesalahanku yang Lw lebih mengetahui daripadaku”. Manusia sering mengerjakan kesalahan tanpa ia menyadarinya. Orang lain boleh jadi dengan tidak susah melihat kesalahannya, tapi ia sendiri gak menyadarinya. Maka untuk urusan seperti ini seorang


mukmin memohon ampunan Allah Yang Maha Tahu segala sesuatunya. Seorang mukmin mengakui jika Allah subhaanahu wa ta’aala ialah Dzat Yg Maha Tahu perkara yang ghaib maupun nyata, maka iapun mengembalikan segenap dosa yg ia sendiri ngga ketahui kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Ia serahkan dosa macam ini kepada Ke-Maha-Tahu-an Allah subhaanahu wa ta’aala. Sebab ia yakin bahwa Allah pasti jauh lebih mengetahui dosa yang dilakukan hamba-Nya daripada si hamba itu sendiri. Kelima, “Ya Allah, ampunilah kesalahanku”. Manusia bisa terlibat di dalam banyak kesalahan. Maka ia memohon kembali ampunan Allah atas kesalahannya padahal sebelumnya ia sudah mengajukannya kepada Allah subhaanahu wa


ta’aala. Keenam, “Ya Allah, ampunilah kemalasanku”. Kemalasan bisa menjadi musuh utama yg menyebabkan seseorang menunda bahkan melalaikan suatu kewajiban yg mestinya ia kerjakan. Pengakuannya di hadapan Allah bahwa dirinya terkadang dilanda kemalasan jelas harus disertai dengan permohonan ampunan Allah atasnya. Ketujuh, “Ya Allah, ampunilah kesengajaanku”. Hrs diakui bahwa terkadang kami secara sengaja mengerjakan suatu kesalahan. Entah lantaran emosi, atau terpengaruh lingkungan atau beragam alasan lainnya. Yg jelas, semua kesengajaan itu mesti kami istighfari, hrs kita mintakan ampunan Allah atasnya. Kedelapan, “Ya Allah, ampunilah kebodohanku”. Subhaanallah, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mengerti akn kelemahan kami yang satu ini. Manusia memang


selalu kekurangan ilmu sehingga ia mustahil luput dari kebodohan. Sehingga permohonan ampunan Allah atas kebodohan diri perlu diajukan berulang-kali. Kesembilan, “Ya Allah, ampunilah gelak tawaku yang semua tersebut ada pada diriku.” Apakah tertawa tersebut berdosa? Tentunya tidak. Tapi jika dilakukan secara gak proporsional ia akan mendatangkan masalah. Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman: “Maka hendaklah mereka tertawa sedikit serta menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yg selalu mereka kerjakan.” (QS At-Taubah 82) Sementara tersebut Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Demi Allah, andai kalian mengetahui apa yg aku ketahui, niscaya kalian jarang tertawa serta sering menangis.” (HR Tirmidzi – Shahih) Kesepuluh,


“Ya Allah, ampunilah saya atas dosa yang sudah berlalu”. Kami perlu berhati-hati terhadap dosa yang pernah kami lakukan di masa lalu. Sebab boleh jadi dosa tersebut belum sempat kami istighfari di waktu itu. Maka ketika ini kita akui serta sesali di hadapan Allah subhaanahu wa ta’aala. Bahkan kami mohonkan ampunan Allah atasnya. Kesebelas, “Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yg mendatang”. Seorang mukmin sadar jika hidupnya bukan hanya terdiri atas masa lalu serta masa kini. Tapi juga meliputi masa yang akn datang. Demikian pula dengan dosa yang dikerjakan. Ia tak hanya terjadi di masa lalu dan masa kini semata. Tetapi


tentunya sangat mungkin bisa terjadi di masa mendatang. Oleh karenanya dgn penuh kejujuran ia mengharapkan ampunan Allah atas dosa yg mendatang. Serta tentunya ini ngga boleh dilandasi niat buruk berrencana dgn sengaja berbuat dosa di masa mendatang. Keduabelas, “Ya Allah, ampunilah saya atas dosa yg abdi samarkan”. Seorang mukmin sangat khawatir dengan dosa yg ia lakukan sembunyi-sembunyi atau tersamar. Sebab ia teringat hadits sebagai berikut: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Sungguh aku sudah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikan kebaikan itu


debu yang beterbangan.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kita tidak menjadi seperti mereka sementara kita tdk mengetahuinya.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah kaum yg mengerjakan perbuatan-perbuatan yang diharamkan Allah bila mereka berkhulwah (menyendiri).” (HR Ibnu Majah – Shahih) Ketigabelas, “Ya Allah, ampunilah abdi atas dosa yang gw perbuat dgn terang-terangan”. Sedangkan terhadap dosa yg ia kerjakan secara tersamar saja ia sudah sangat khawatir, maka apalagi dosa yang dilakukan secara terbuka. Oleh karenanya ia sangat


memohon ampunan Allah subhaanahu wa ta’aala atasnya. Sungguh luar biasa, ketigabelas poin di atas jelas adalah dosa serta kesalahan yang sangat sering kami lakukan. Betapa beruntungnya ummat Islam diajarkan oleh Nabi mereka suatu doa yg sungguh diperlukan. Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan salam kepada – more here - Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Amiin ya rabbal ‘aalamiin. (Ihsan Tandjung/eramuslim)



Doa Yang kita Butuhkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar